Review Buku "Manusia Mencari Dirinya", Mencari Jawaban atas Masalah Manusia Modern

Sampul Buku Manusia Mencari Dirinya
Sampul Buku Manusia Mencari Dirinya

Modern = Banjir Distraksi

Kalo kamu disuruh memberikan 1 kata yang mewakili “peradaban modern” kira-kira apa? Saya pribadi akan menjawab “Distraksi!”

 

Ya, karena di zaman saat batas-batas menjadi bias, informasi jadi membeludak, akses ke sana-sini jadi mudah. Maka efek yang paling terasa adalah kita dikelilingi distraksi tiada henti.

 

Tapi yang biasa mendistraksi diri kita tak cuma sebatas informasi, melainkan juga nilai-nilai dan norma masyarakat yang membuat kita kewalahan dalam menyaringnya.

 

Nah, dari kewalahan inilah akhirnya lahir masalah-masalah psikis dalam diri manusia modern. Apa saja itu? Buku “Manusia Mencari Dirinya” dengan detail akan menjawabnya.

Detail Buku:

Judul: Manusia Mencari Dirinya

Genre: Psikologi

Penulis: Rollo May

Penerbit: Basabasi

Tahun Terbit: 2019

Jumlah Halaman: 372 Halaman

Masalah Manusia Modern: Kehampaan, Kesepian, dan Kecemasan

Rollo May menyebut 3 masalah manusia dari pertengahan abad ke-20 (1950an – mungkin hingga kini) adalah kehampaan, kecemasan, dan kesepian.

1. Kehampaan

Pada kasus kehampaan, akarnya ada pada ketidakmampuan kita dalam mencari dan menentukan nilai pedoman hidup. Salah satu sebabnya ada pada peralihan jenis orientasi hidup. Rollo May membaginya menjadi 2: ke dalam dan ke luar. 

 

Mereka yang berorientasi ke dalam cenderung idealis, memiliki kompas hidup, dan ambisi besar. Sebelum PD II, kebanyakan manusia memiliki karakter semacam ini. Namun setelah PD II, orientasinya berubah jadi ke luar. Manusia jadi cenderung kompromistis, berorientasi agar diterima di tengah masyarakat. Sekalipun harus mengikuti nilai dan harapan orang lain.


Konsekuensi dari ikut-ikutan arus akan membuat individu merasa hampa. Ia akan dilanda kebingungan. Karena dalam hitungan tahun bahkan hari, norma di tengah masyarakat bisa saja berubah. Standar-standar yang tercipta terus berganti, salah satunya standar Tiktok, uuppss.

2. Kesepian

Masalah yang tak kalah dahsyat efeknya dalam melahirkan depresi adalah kesepian. Akar masalah kesepian ini tak semudah menyimpulkan, “oh pasti yang kesepian cuma mereka yang introvert atau yang wibu akuuut!”

 

Akar masalahnya bisa ditarik jauh saat kita kecil. Saat kecil, kita pasti sudah ditanamkan berbagai nilai dan terus berlangsung sampai kita tumbuh remaja. Namun saat menuju fase dewasa awal, kita kerap terkejut bukan main karena harus berkompromi dengan nilai-nilai lain, yang seringkali bertentangan dengan nilai yang sebelumnya kita anut.

 

Keterkejutan inilah yang membuat jiwa kita terguncang. Karena tak siap, kita pun sering memilih mengambil langkah ke belakang atau menepi dari keramaian. Hingga pada akhirnya merasa kesepian. “Beginikah kehidupan orang-orang dewasa? Aku harus memakai banyak topeng saat bertemu banyak orang?

3. Kecemasan

Masalah berikutnya amat serius, yaitu kecemasan. Amat sulit menemukan manusia modern yang tidak terjangkit kecemasan.

 

Saat kita dengan mudahnya mengonsumsi harapan-harapan orang lain; mereka yang ingin menjadi pengusaha sukses, menikah di usia 20-an awal, mendapatkan jabatan prestise sebelum usia 30, dsb. 


Melihat itu semua, kita pun mulai membandingkan diri. Perbandingan diri yang tidak sehat inilah yang kemudian melahirkan kecemasan, “Apakah aku bisa seperti mereka?” “Apakah aku akan menemukan wanita yang tepat?”

Keberanian dan Kesadaran Diri Penuh, 2 Hal yang Disoroti Penulis Sebagai Solusi

Sebagai psikolog eksistensialis, tentunya solusi yang ditawarkan Rollo May memiliki ciri khas. Seperti para eksistensialis lainnya, penekanan jalan keluarnya ada pada “keharusan untuk mencari dan menemukan makna hidup sendiri”. Bahwa tanggung jawab hidup kita sebagai manusia ada di tangan kita sendiri.

 

Dari paradigma utama itulah, Rollo May ingin kita setidaknya mengusahakan 2 jalan untuk bisa menemukan “makna hidup”. Kesadaran diri penuh dan keberanian.

1. Kesadaran Diri Penuh

Manusia modern harus memberi nilai positif pada kesendirian. Karena proses menyendiri untuk secara serius mendalami isi pikiran, isi hati, dan segala sensasi pada tubuh kita akan mendatangkan kematangan kita dalam berpikir/bersikap.

 

Manusia yang terbiasa peka dan fokus pada kesadarannya akan lebih memiliki kendali diri yang baik. Ia tak mudah terbawa dorongan dan kecenderungan yang bersifat alamiah ataupun eksternal. Butuh effort yang serius untuk bisa mencapai kesadaran diri penuh semacam ini.

2. Keberanian

Keberanian juga adalah pondasi utama manusia modern bisa keluar dari masalah-masalah psikis mereka. Namun sayangnya, keberanian menurut Rollo May kerap dianggap sebagai “sikap keras kepala”. Dalam kalimat lengkapnya, ia bertutur, “Keberanian menjadi diri sendiri sudah tidak dianggap sebagai sikap yang pantas dibanggakan akhir-akhir ini. Penyebabnya adalah bahwa banyak orang masih menghubungkan keberanian dengan sikap keras kepala…”

 

Padahal keberanian untuk tak terbawa arus, menjadi unik dan otentik adalah langkah paling signifikan agar kita terhindar dari kehampaan dan kecemasan. Kita jadi fokus pada tujuan hidup sendiri dan yakin dengan nilai diri yang dianut.

Kelebihan Buku Ini:

  • Buku ini disampaikan secara terstruktur sehingga alur kontennya lebih mudah kita pahami. Saat membacanya pun kita jadi tidak merasa melompat-lompat. Dari masalah utama, menuju pengantar solusi, dan solusi. Masalah utama diwakili oleh Bab “Bencana-Bencana Kita”, pengantar solusi diwakili oleh Bab “Menemukan Kembali Diri Kita”, dan solusi diwakili oleh Bab “Tujuan-Tujuan Integrasi”.
  • Banyaknya studi kasus hasil pengalaman pribadi Rollo May dan psikolog lain dalam menghadapi pasien-pasiennya sangat membantu saya dalam memahami penjelasan Rollo May sebelumnya soal masalah yang diangkat. Di sisi lain, masalah pasien tak jarang relate dengan masalah yang juga saya alami sehingga membuat saya merasa terikat secara emosional dengan buku ini.

Kekurangan Buku Ini:

  • Penjelasan Rollo May banyak memakai kalimat bertumpuk, sehingga satu kalimat bisa sangat panjang sekali. Satu titik bisa terdiri dari banyak kata. Sehingga dalam proses memahami maksud penulis, kita perlu membaca secara berulang.

Kesimpulan

Sebagai manusia modern, kita amat perlu membaca buku ini. Seperti judulnya, kita akan dibawa untuk mengenali diri sendiri secara lebih mendalam. Mereka yang tenang dan optimis, seringkali adalah mereka yang sudah kenal dengan jiwanya dan tidak tergantung pada berbagai hal eksternal.

 

Saya rate buku ini 4.5 dari 5. Memang butuh effort dalam membacanya, tapi penjelasannya yang dalam, terstruktur, dan sangat membangun jadi nilai plus dari buku ini.

Bagikan Konten Ini

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *