Orb: On The Movement of The Earth, Anime Serius Tapi Menarik
Kata banyak orang, anime ini digadang-gadang jadi yang ter-underrated di tahun ini. Karena kebawa arus, saya pun jadi penasaran pengen langsung nonton. Dan? Bener aja. Premis, alur, dan penokohan di anime ini bener-bener unik dan bikin saya betah buat menontonnya.
Nyeritain Apa, Sih?
Anime ini mengisahkan kondisi ilmuwan dan para manusia tercerahkan, yang berusaha membuktikan Teori Heliosentris. Usaha mereka ini amat tak mudah karena harus berhadapan dengan otoritas agama yang kala itu mengukuhkan Teori Geosentris sebagai keyakinan.
Mereka yang ketahuan neliti bahwa matahari sebagai pusat tata surya dan bumi bisa bergerak (rotasi & revolusi), maka akan dibakar hidup-hidup atau digantung di pusat kota. Masa Dark Age di Eropa inilah yang dijadikan latar waktu animenya (spesifik, latarnya di Polandia).
Serunya Dialektika dan Dinamika Hidup Para Pencetus Heliosentris
Kita yang hidup di zaman sekarang rasanya udah serba enak, ya. Tapi mereka yang dulu berjuang melahirkan teori-teori revolusioner sungguh hidupnya amat jauh dari kata nyaman. Mereka gak boleh ragu atau sekadar kepo, gak boleh punya pemikiran orisinil, apalagi sampe ngobrolin hal-hal tabu.
Serunya anime Orb: On The Movement of The Earth, kita jadi digambarkan momen-momen perjuangan saat ide itu tumbuh, kemudian digodok dengan serius, dan diperjuangkan. Mereka bukan sepenuhnya berani. Ketakutan dan kecemasan memikirkan apakah yang dilakukan adalah benar, terus menggelayuti hidup para pemikir. Tapi perkataan tokoh Hubert di anime ini mewakili karakter ilmuwan sesungguhnya.
“Kehidupan yang tidak menakutkan, berarti kehilangan maknanya.” (Hubert)
Saat Cerita Realistis Terasa Mengagumkan
Heroisme para tokoh di cerita ini bisa tampak mengagumkan tanpa harus dibumbui oleh kekuatan super dan perlawanan membara. Gak ada sling, tang, sling, tang suara pedang beradu. Cara mereka melawan adalah khasnya seorang ilmuwan, yakni lewat buah pikir (ide) dan tulisan.
Makanya cerita ini jadi bagus, karena konflik dan penokohannya sungguh berpijak pada realita.
Para ilmuwan itu tahu, mereka tak bisa berjuang sendirian. Proses memperjuangkan kebenaran tak bisa terjadi dalam waktu semalam. Mereka pun akan mati/dibunuh. Makanya, mereka berpikir panjang jauh ke depan. Ide revolusioner mereka tentang Heliosentris coba diabadikan menjadi tulisan agar orang dan generasi selanjutnya bisa melanjutkan perjuangan sebelumnya. Dengan kata lain, “Estafet Kebenaran.”
Baca Juga: Dianggap Gila
Part Favorit Saya
Momen saat tokoh Rafal dipenjara dan berdialog dengan Nowak/Novak sangat memorable. Saat diancam oleh hukuman mati, dengan santainya Rafal menjawab, pertama dengan mengutip kalimat salah satunya dari Seneca, “Hidup itu panjang, jika kita tahu cara memanfaatkannya.”
Kemudian ia melanjutkan, “Menurutku inspirasi lebih penting dari masa (waktu) hidup. Inspirasi harus bertahan, bahkan jika harus ku korbankan nyawaku.”
Kita ini kayaknya terlalu menganggap remeh ide-ide yang berseliweran di kepala. Dengan entengnya, saat terinspirasi akan sesuatu, kita langsung mengabaikannya. Padahal, setiap kebaruan di zaman ini adalah hasil dari inspirasi para ilmuwan dulu. Mereka menganggap inspirasi sebegitu seriusnya. Sampai rela mati memperjuangkannya.
Penutup
Penyuka sejarah, science, dan filsafat sepertinya akan cocok dengan genre dan style dari anime ini. Premis yang simple dan alur serta konflik cerita yang gak muluk sepertinya akan bikin kita nyaman buat ngikutin cerita dengan sekali marathon, wkwk.
Paling… yang bikin lama, buat nge-pause cerita untuk mahamin kalimat-kalimat dialognya yang kadang terlalu deep. Selebihnya, bagooosss!