Kematian Berulang yang Kita Alami
Hari ini saya kembali terbangun seperti biasanya. Menjalani hari libur dengan berleha-leha. Setelah siang, saya mulai membaca beberapa artikel di internet, melihat konten di sosial media, dan belajar seputar SEO dan desain website.
Gak kerasa, hari pun sudah menyentuh gelap. Sebelum adzan isya, saya terdorong untuk menulis sesuatu. Awalnya saya hendak membuatnya jadi sebuah puisi. Tapi saya pikir, kegelisahan ini rasanya sulit untuk dipadatkan. Sulit untuk dirangkum jadi kalimat puisi yang ringkas. Makanya, saya putuskan untuk membuatnya jadi rentetan paragraf agar kegelisahan yang berat ini bisa tertuangkan dengan benar.
Tentang apa? Tentang kematian yang berulang. Berat banget, kan?
Tapi saya tahu kenapa tiba-tiba saya mikir ke arah sana. Stimulusnya pasti karena hari libur. Saat saya lagi santai-santainya. Mungkin karena terlalu santai menjalani rutinitas, makanya pikiran jadi tertegun tiba-tiba. “Aduh, gua bangun tadi pagi. Kok sekarang udah malem aja, ya!” Akhirnya dari sana, mulai lanjut deh ngerenung. “Kayanya pas bangun tadi pagi, sebenernya gua bangun dari kematian sementara, kan? Soalnya selama tidur itu, ingatan gak berfungsi, kesadaran di-pause dulu.”
Iya, kan? Kalian mikir gitu juga, gak?
Kita ini sebenernya udah berulang kali mati. Terus dihidupkan kembali. Saya lupa ayatnya, tapi sepertinya Allah pernah mengungkapkan di Al Qur’an. Tentang peringatan terhadap orang yang gak percaya dengan hari kebangkitan. Intinya Allah mengibaratkan bahwa mudah bagiNya untuk menghidupkan yang mati. Di dunia Allah udah sering melakukan hal itu. Mulai dari menghidupi bumi dari matinya. Mungkin juga, termasuk saat Dia menghidupkan kita setiap harinya? Iya, kan? Jadi merinding.
Buat yang inget ayatnya, boleh banget untuk share di kolom komentar, ya!
Lanjut…
Terus saya jadi memikirkan juga. Selama sehari ini, rasanya sulit sekali bagi saya untuk mengingatNya secara sering atau dengan jumlah banyak. Justru seperti ada sejuta lupa yang saya alami. Dan mungkin kalian juga alami. Dan dalam sejuta lupa itu, Allah SWT cuma pengen kita merawat ingatan padaNya minimal 5 kali. Huuuuuuft. Parah banget kan, manusia?
Makanya, saya suka kagum dengan mereka yang selalu merawat shalat sunnahnya, menjaga studi islamnya, memperbanyak waktu berkumpul dengan lingkungan saleh. Pasti saat melakukan semua itu, proses merawat ingatan terhadap Allah jadi lebih banyak. Mudah-mudahan, kita perlahan bisa seperti itu.
Saya mah masih jauh banget dari kata saleh. Hadirnya tulisan ini justru jadi bukti bahwa saya ini manusia yang buanyak banget salahnya, kurangnya, dosanya. Tulisan ini cuma bagian dari dinamika saya ngejalanin hidup. Temen-temen pun mungkin pernah mengalaminya, ya? Walaupun mungkin berbeda jenis pengalamannya.
Mudah-mudahan, kita semua bisa semakin memperbanyak waktu untuk mengingatNya. Gak terlena dengan kelupaan atau kekhilafan. Amiiin Ya Rabbal Alamiiin.