Buka Aja Dulu Qurannya
Meski belum bisa dibilang sebagai kebiasaan, tapi kegiatan berbincang dengan Allah SWT lewat membaca Quran adalah pengalaman terbaik yang saya rasakan. Dalam seminggu, mungkin baru sekali atau dua kali aja. Pengennya sih, setiap hari, yaa. Semoga bisa ✊
Nikmati Asyiknya Membaca Halaman Quran Secara Acak
Cara unik membaca Quran yang efektif bikin saya gak bosan adalah dengan membaca acak. Semacam cap-cip-cup halaman. Boleh jadi hari ini baca ayat 1-20 dari Q.S An Nisa, boleh jadi juga besoknya baca pertengahan Q.S Muhammad.
Kenapa ngacak? Karena saya menyerahkan ke semesta, azeek. Tapi bener! Biar semesta yang menentukan, ayat apa yang harus saya baca saat itu atau mungkin ternyata memang lagi saya butuhkan kala itu. Semenjak baca novel “The Alchemist”, saya jadi percaya bahwa semesta pasti mendengarkan kita dan punya caranya sendiri dalam berbicara dengan kita.
Jadi, yaudah… saya putuskan buat random membuka halaman Quran. Dan apapun halaman yang saya baca, tidak pernah ada yang mengecewakan. Karena, bagaimana bisa kamu kecewa dengan perkataan Dzat yang paling memahamimu? Dzat yang telah menciptakan segalanya?
Membaca Quran Secara Lengkap: Arab dan Terjemahannya
Saya terbiasa membaca Arab dan artinya. Ada beberapa alasan mengapa saya selalu membaca Arabnya. Dua alasan pertama menurut saya sudah jadi kewajiban yang harus dilakukan oleh muslimin:
Pertama, keistimewaan Quran ada pada bahasa Arabnya. Kitab ini diturunkan menyesuaikan dengan Rasul pilihan dan umat yang akan didakwahinya. Menilawahkannya sama seperti merasakan sekaligus menjaga orisinalitas Quran. Plus dapet pahala/keberkahan jugaaa
Kedua, untuk melancarkan saya dalam membaca Quran dengan baik dan benar. Membaca Quran, sama seperti aktivitas lainnya. Saat dibiasain maka makin lancar dan makin benar bacanya. Kalau jarang dilakuin, kelancaran itu akan luntur dan membuat kita kesusahan membaca firman Allah SWT.
Dan yang gak kalah penting! Membaca Quran dengan baik dan benar membuat makna ayatnya tidak melenceng. Karena sebagaimana kita tahu, beda harakat saja, arti kata (dalam bahasa arab) dapat berubah.
Ketiga, tentu bahasa arab menjadi salah satu bahasa terindah di dunia. Membaca hingga melafalkannya akan menenangkan jiwa kita. Apalagi yang sedang kita lafalkan adalah firman Allah SWT, kalimat-kalimat yang juga dibaca oleh Rasul dan para sahabatnya. Betapa beruntungnya kita masih mendapatkan kesempatan untuk membaca kitab ini!
Baca Juga: “Tumben”, Reflek yang Jelek!
Saat Membaca Terjemahan Ayat, Jangan Buru-Buru
Mindset utama yang tertanam di diri saya, yang saya dapatkan dari Ustad Nouman Ali Khan adalah: Tidak ada kata yang sia-sia di ayat Allah. Semua katanya secara presisi dan direncanakan oleh Allah untuk dituliskan. Jadi, kita yang membacanya harus menaruh perhatian penuh.
Buka proses kritis, tipis-tipis bertanya, “Kenapa Allah nyebut nama sosok ini? Sespesial apa sih dia? Padahal dia bukan nabi?” Nah, dari pertanyaan sesimpel ini aja, kamu nanti bisa belajar hikmah baru dari suatu ayat.
Selain membuka proses kritis atau kepo, yang gak kalah penting kita juga harus merenungi tiap ayatnya. Membaca yang bukan sekadar mengeja tapi sampai dihubungkan dengan pengalaman diri.
“Aduh, ayat ini serasa nyindir saya yang sedekahnya masih kurang.”
“Bermuka masam? Aduuh, kemaren banget baru aja gua nyuekin si A. Ya Allah makasih banget udah diingetin.”
Merenungi ayat ini justru jadi esensi tujuan turunnya Quran. Kalau kita tidak merenungkannya, lantas bagaimana cara kita menjadikan Quran petunjuk yang membantu hidup?
Bakal Lebih Perfect, Kalau Diiringi dengan Kebiasaan Belajar Tafsir Tipis-Tipis
Belajar tafsir memang idealnya dalam bentuk pendidikan formal. Tapi jalan menuju pemahaman ayat Quran juga beragam. Bisa dengan datang ke kajian para ustad kredibel, mendengarkan ceramah tafsir di youtube, mengonsumsi konten tafsir dari akun-akun kredibel di sosmed, dan banyak lagiiii.
Memang, pemahamannya gak bisa mendalam seperti para murid yang fokus belajar tafsir langsung di kampus atau pesantren. Tapi setidaknya kita cukup terbantu dalam memahami ayat-ayatNya.
Dan… kebiasaan belajar tafsir tipis-tipis ini juga akan membangun kepekaan dalam mencerna kalimat Allah. Kita jadi gak terlalu ngang-ngong-ngang-ngong saat memahami. Hihihi.
"Buka Aja Dulu" adalah Mantra Paling Manjuuuur!
Sama seperti mantra sejenis lainnya, “Mulai aja dulu” adalah lifehack paling bagus untuk membangun habit baik. Kalo gak didorong gitu, kita gak akan mulai-mulai kan?
Setelah mendorong untuk berani membuka dulu, dijamin setelahnya akan lahir perasaan positif melimpah. Tentram karena merasa sedang mengobrol dengan Allah, seneng karena merasa dekat dengan Allah, bersyukur karena masih bisa mendapat kesempatan membaca firman Allah, terharu karena mendapat pertolongan lewat ayat Allah, kagum dengan keajaibanNya yang terkandung di ayat yang kita baca, dan banyak lagiii.
Pelan-pelan, mari kita biasakan mantra “Buka aja dulu Qurannya”. Pelan-pelan juga, akan terasa kebahagiaannya. Semoga bermanfaat!